Banyak perusahaan melihat sponsorship event sebagai jalan cepat untuk meningkatkan brand awareness. Wajar saja, karena event memang punya kekuatan besar untuk mempertemukan brand dengan audiens secara langsung, bahkan bisa membangun hubungan emosional.
Namun sayangnya tidak sedikit perusahaan yang justru kecewa setelah melakukan sponsorship pertama kali. Harapannya exposure meningkat, tapi hasilnya biasa saja, bahkan tidak terasa sama sekali.
Dalam banyak kasus, masalahnya bukan pada event saja, melainkan ada pada kesalahan strategi sponsorship yang sebenarnya bisa dihindari.
Pada artikel ini, kami akan membahas kesalahan yang bisa dihindari saat pertama kali terjun ke dunia sponsorship. Harapannya perusahaan bisa mendapatkan brand awareness yang kuat dari event tersebut. Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Kenapa Sponsorship Bisa Sangat Menguntungkan untuk Brand Awareness?
Terdapat beberapa faktor mengapa sponsorship sangat ideal untuk meningkatkan brand awareness. Dengan memberikan support sponsor, brand berkesempatan untuk:
- Muncul di hadapan audiens yang relevan
- Membangun asosiasi positif dengan sebuah acara
- Menciptakan pengalaman langsung yang sulit dilupakan
- Memposisikan diri sebagai brand yang aktif dan modern
- Mendapatkan exposure digital dan offline secara bersamaan
7 Kesalahan Fatal Saat Sponsorship Pertama Kali
1. Terlalu Fokus pada Logo dan Visual Branding
Salah satu miskonsepsi terbesar dalam sponsorship adalah percaya bahwa semakin besar logo ditampilkan, semakin besar brand awareness yang akan diperoleh. Padahal, logo hanya memberi efek “sekilas lihat” bukan memberikan interaksi yang intens pada brand.
Brand awareness tumbuh kuat ketika audiens memahami brand, bukan hanya melihatnya. Sponsor pemula hanya fokus pada pemasangan logo, banner, backdrop, media publikasi, tanpa memikirkan bagaimana membuat brand merasa relevan di tengah acara.
Ada beberapa aktivasi kecil dalam event seperti photobooth, games interaktif, sampling produk, atau aktivitas digital untuk meningkatkan engagement dan membuat brand lebih hidup.
2. Tidak Menentukan Tujuan Sponsorship
Sponsorship yang efektif selalu berangkat dari tujuan yang jelas. Namun banyak perusahaan melakukannya hanya karena event ramai atau kompetitor ikut. Tanpa arah, sulit menilai keberhasilan, mengukur impact, dan menentukan strategi aktivasi.
Tujuan sponsorship harusnya konkret. Misalnya ingin meningkatkan awareness untuk lini produk tertentu, ingin memperkuat posisi brand di segmen anak muda, atau ingin membuat persepsi inovatif.
Dengan tujuan yang jelas, arah aktivitas pun akan lebih terukur, dan pesan brand bisa tersampaikan lebih fokus.
3. Memilih Event yang Tidak Relevan
Kesalahan ini paling sering terjadi dan efeknya sangat terasa. Tidak semua event cocok untuk brand. Bahkan event besar sekalipun belum tentu memberikan hasil yang baik jika audiensnya tidak sesuai.
Yang terpenting dalam memilih event yang relevan dengan target market adalah kecocokan karakter audiens dengan positioning brand. Bukan karena jumlah audiens yang besar.
Cek profil peserta, reputasi event, dan format acara yang akan membantu Anda untuk menentukan apakah sponsorship tersebut benar-benar layak atau tidak.
4. Tidak Mengoptimalkan Exposure Digital
Keberlangsungan event sekarang tidak hanya terjadi pada hari-H saja, melainkan juga bagaimana event bisa hidup di dunia digital.
Sayangnya, masih banyak brand baru muncul secara fisik di venue, tetapi tidak turut serta di lini masa. Padahal exposure digital dapat memperluas jangkauan dan membuat awareness meningkat jauh lebih lama.
5. Menghabiskan Semua Budget pada Paket Sponsor
Sponsor pemula sering terjebak pada mindset bahwa beli paket sponsor besar sama dengan hasil yang besar. Faktanya, paket sponsor memang penting tetapi bukan satu-satunya penentu keberhasilan.
Banyak brand lupa menyisihkan budget untuk aktivasi pendukung yang justru dapat memperkuat interaksi dengan audiens. Misalnya membuat mini games, menghadirkan talent, menyediakan photobooth, atau activity berbasis digital.
6. Tidak Menyiapkan Cara Mengukur Keberhasilan Sponsorship
Karena fokus pada persiapan event, banyak perusahaan melewatkan satu hal yang sangat penting, yakni mengetahui apakah sponsorship berhasil atau tidak.
Padahal brand awareness bisa diukur melalui banyak aspek, seperti peningkatan engagement, jumlah interaksi di booth, reach digital, hingga survey brand recall.
Tanpa indikator, perusahaan hanya menilai sponsorship berdasarkan perasaan. Dengan indikator, perusahaan akan mengetahui langkah apa yang harus diperbaiki atau ditingkatkan pada kesempatan berikutnya.
7. Tidak Melibatkan Tim Internal dalam Perencanaan
Banyak perusahaan menyerahkan seluruh pelaksanaan sponsorship kepada penyelenggara event. Padahal tidak ada yang lebih memahami brand selain tim internalnya sendiri.
Ada kalanya pesan brand tidak tersampaikan dengan baik karena tidak ada alignment antara tim internal dan event organizer. Itulah mengapa perusahaan perlu memastikan bahwa seluruh elemen sponsorship berjalan sesuai dengan karakter dan tujuan brand.
Briefing yang matang, key messaging yang konsisten, dan peran aktif dari tim marketing serta PR akan membuat sponsorship terasa lebih kuat dan strategis.
Sponsorship Bisa Sangat Menguntungkan, Jika Dilakukan dengan Tepat
Sponsorship merupakan sebuah strategi komunikasi yang mampu meningkatkan brand awareness, memperkuat positioning, dan membuka peluang engagement baru. Namun semuanya akan tercapai jika memahami prosesnya, menghindari segala kesalahannya, dan membuat rencana yang matang.
Dengan pendekatan yang tepat, sponsorship bisa menjadi langkah yang sangat menjanjikan untuk pertumbuhan brand di masa yang akan datang.


